Kamis, 01 Mei 2008

SEKULARISASI DAN MASA DEPAN AGAMA

SEKULARISASI DAN MASA DEPAN AGAMA

A. Pengertian Sekularisasi
Sekularisasi diartikan sebagai pemisah antara urusan negara (politik) dan urusan agama, atau pemisah antara urusan duniawi dan ukhrawi.
Jadi sekularisasi adalah pembebas manusia dari agama dan metafisik artinya bahwa terlepasnya dunia dari pengertian-pengertian religius yang suci, dari pandangan dunia semu, atau dari semua mitos supra-natural.
Sekularisasi tidak hanya melingkupi aspek-aspek kehidupan sosial dan politik saja, tetapi juga telah merambah ke aspek kultur, karena proses tersebut menunjukkan lenyapnya penentuan simbol-simbol integrasi kultural.

B. Latar Belakang Timbulnya Sekularisasi
Suatu masyarakat adalah produk aktivitas manusia secara kolektif, dan merupakan realitas yang tidak statis, selalu berubah selaras dengan alam pikiran. Begitu pula aktivitas manusia secara individu merupakan fenomena yang dapat berpengaruh pada kolektivitasnya, bahkan secara realitas dapat memainkan peranan mengubah dunia. Artinya dalam hal ini manusia selalu dihadapkan pada konfrontasi terhadap realitas dan ia ingin selalu memperbiaki diri dan lingkungannya. Apalagi jika manusia telah dihadapkan pada kondisi yang membatasi ruang gerak aktivitas maupun kebebasan berpikirnya, maka akan muncul reaksi yang merupakan manifestasi dari akumulasi potensi untuk kemudian mendobrak apa yang telah mengekangnya.
Tak ubahnya dengan apa yang telah terjadi pada masyarakat Kristen Barat. Munculnya gerakan Protestantisme tidak lain merupakan reaksi terhadap kendali religius saat itu, yakni Dominasi Gereja Katolik yang telah mengekangnya. Perspektif semacam ini dimaksudkan untuk menyentuh sebuah potret pada masyarakat Kristen Barat, karena gambaran situasi religius itulah yang merupakan latar belakang yang telah meletakkan dasar bagi timbulnya sekularisasi.
Salah seorang filsuf Kristen, Jogues Maritain telah menguraikan tentang bagaimana dunia Kristen dan dunia Barat melewati krisis gawat sebagai akibat peristiwa masa kini, yang diiringi oleh kebangkitan nalar dan empirisme serta kemajuan ilmu dan teknologi. Krisis semacam itulah yang dikatakan sebagai sekularisasi.

C. Masa Depan Agama
Sebelum penjelasan masa depan agama ke hal yang lebih jauh kita jelaskan terlebih dahulu periodesasi sekuler. Periode sekulasisasi terbagi ke dalam 2 macam yaitu:
1. Periode pertama
Peride sekularisasi moderat, yaitu antara abad ke-17 dan ke-18. Pada periode sekularisme moderat, agama dianggap sebagai masalah individu yang tidak ada hubunganya dengan negara, tetapi meskipun demikian negara masih berkewajiban memelihara gereja, khususnya bidang upeti atau pajak. Dalam pengertian ini, dalam pemisahan antara negara dan gereja, tidak dirampas agama Masehi sebagai agama sekaligus dengan nilai-nilai yang dimilikinya, meskipun ada sebagian ajarannya ada yang diingkari, dan menuntut menundukkan ajaran-ajaran Masehi kepada akal, prinsip-prinsip alam, dan perkembanganya.
2. Periode kedua
Periode sekularisme ektrem berkembang abad 19 jika pada periode sekularisme moderat, agama masih diberi tempat dalam suatu negara, maka pada periode ekstrem, agama tidak hanya menjadi urusan pribadi, akan tetapi negara justru memusuhi agama. Begitu pula negara memusuhi orang-orang yang beragama. Peiode kedua ini, atau periode sekularisme ekstrem pada abad 19 dan 20 merupakan periode materialisme atau disebut sebagai revolusi sekuler.
Dari dua periode tersebut agama bukan lagi hal yang sangat penting dan sedikit diabaikan oleh mereka.

D. Hubungan Sekularisme Masa Depan Agama
Sekularisasi dalam hal ini mendudukkan agama sebagai aspek sentral dalam membicarakan dan memerikan penilaian terhadap konsep-konsep tentang sekularisasi, serta agama sebagai kacamata untuk melihat proses atau fenomena sekularisasi tersebut.

KESIMPULAN
Bahwa sekuler bagi masa depan agama sebagai motivasi bagi asas dasar pemikiran alasannya bahwa:
1. Seperangkat alasan-alasan yang menjelaskan tingkah laku manusia.
2. Seseorang akan melakukan sesuatu apabila ada persamaan dengan yang lain, dan alasan-alasan yang lain telah dibatasi.

DAFTAR PUSTAKA

Pardoyo, Sekularisasi Dalam Polemik, Penerbit, PT. Pustaka Utama Grafiti, 1993.

Robert Audi, Agama dan Nalar Sekuler, Penerbit: PT. UII Press Yogyakarta, 2002.

Andrew M. Greeley, Agama suatu Teori Sekuler, Penerbit: PT. Erlangga, 1988.

Tidak ada komentar: